PANDANGAN ISLAM TERHADAP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan ini,
Islam adalah agama yang paling sempurna yang diturunkan Allah melalui
baginda rasulullah SAW. Salah satu karakteristik Islam yang membedakan
dengan ajaran lainnya adalah syumul. Islam adalah agama samawi yang
menjamah seluruh aspek-aspek kehidupan. Sifatnya yang menyeluruh
membuat tidak ada sudut sekecil apapun yang tidak dapat disentuh oleh
nilai-nilai Islam. Begitu juga dengan teknologi, dalam hal ini Islam
juga berperan besar dalam kemajuannya, pengembangannya, sampai pada
pengawasannya. Salah besar jika kita menganggap teknologi bukan bagian
dari Islam ataupun Islam tidak membahas mengenai teknologi.
Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan
kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus
merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan
khalifah-Nya krn Allah telah mengaruniakan anugerah keni’matan kepada
manusia yg bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan
keni’matan sains teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan
dua sosok yg tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu adl sumber
teknologi yg mampu memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan
rekayasa dan ide-ide. Adapun teknoogi adl terapan atau aplikasi dari
ilmu yg dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yg lbh canggih dan dapat
mendorong manusia utk berkembang lbh maju lagi. Sebagai umat Islam kita
harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis utk mengembangkan ilmu dan
teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran sebab kitab suci
ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sebagai contoh adl firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya
ayat 80 yg artinya “Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi
utk kamu guna memelihara diri dalam peperanganmu.” Dari keterangan itu
jelas sekali bahwa manusia dituntut utk berbuat sesuatu dgn sarana
teknologi. Sehingga tidak mengherankan jika abad ke-7 M telah banyak
lahir pemikir Islam yg tangguh produktif dan inofatif dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kepeloporan dan keunggulan
umat Islam dalam bidang ilmu pengetahuan sudah dimulai pada abad itu.
Tetapi sangat disayangkan bahwa kemajuan-kemajuan itu tidak sempat
ditindaklanjuti dgn sebaik-baiknya sehingga tanpa sadar umat Islam
akhirnya melepaskan kepeloporannya. Lalu bangsa Barat dgn mudah
mengambil dan menransfer ilmu dan teknologi yg dimiliki dunia Islam dan
dgn mudah pula mereka membuat licik yaitu membelenggu para pemikir
Islam sehinggu sampai saat ini bangsa Baratlah yg menjadi pelopor dan
pengendali ilmu pengetahuan dan teknologi. Kaum muslimin
rahimakumullah!Begitulah menurut catatan sejarah bangsa Barat berhasil
mengambil khazanah ilmu pengetahuan yg telah dikembangkan lbh dahulu
oleh kaum muslimin kemudian mereka mengembangkannya di atas paham
materialisme tanpa mengindahkan lagi nilai-nilai Islam sehingga
terjadilah perubahan total sampai akhirnya terlepas dari sendi-sendi
kebenaran. Para ilmuwan Barat dari abad ke abad kian mendewa-dewakan
rasionalitas bahkan telah menuhankan ilmu dan teknologi sebagai
kekuatan hidupnya. Mereka menyangka bahwa dgn iptek mereka pasti bisa
mencapai apa saja yg ada di bumi ini dan merasa dirinya kuasa pula
menundukkan langit bahkan mengira akan dapat menundukkan segala yg ada
di bumi dn langit. Sehingga tokoh-tokoh mereka merasa mempunyai hak utk
memaksakan ilmu pengetahuan dan teknologinya itu kepada semua yg ada
di bumi agar mereka bisa mendikte dan memberi keutusan terhadap segala
permasalahan di dunia. Sebenarnya masyarakat Barat itu patut dikasihani
krn akibat kesombongannya itu mereka lupa bahwa manusia betapapun
tingg kepandaiannya hanya bisa mengetahui kulit luar atau hal-hal yg
lahiriah saja dari kehidupan semesta alam. Manusia hanya diberi ilmu
pengetahuan yg sedikit dari kemahaluasan ilmu Allah. Di atas orang
pintar ada lagi yang lebih pintar dan sungguh Allah SWT benci kepada
orang yg hanya tahu tentang dunia tetapi bodoh tentang kebenaran yg ada
di dalamnya. Allah SWT berfirman yg artinya “Celakalah bagi
orang-orang kafir dgn siksa yang pedih. Mereka lbh menyukai kehidupan
dunia daripada kehidupan akhirat dan menghalangi manusia dari jalan
Allah serta menginginkan agar jalan itu bengkok. Mereka berada dalam
kesesatan yang nyata.” . Kaum muslimin rahimakumullah!Peradaban modern
adl hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yg gemilang yg telah
dicapai oleh manusia setelah diadakan penelitian yang tekun dan
eksperimen yg mahal yang telah dilakukan selama berabad-abad. Maka sudah
sepantasnya kalau kemudian manusia menggunakan penemuan-penemuannya
itu guna meningkatkan taraf hidupnya. Kemajuan teknologi secara umum
telah banyak dini’mati oleh masyarakat luas dgn cara yang belum pernah
dirasakan bahkan oleh para raja dahulu kala. Makanan lbh ni’mat dan
beraneka ragam pakaian terbuat dari bahan yang jauh lebih baik dan halus
sarana-sarana transportasi dan komunikasi yang kecepatannya amat
mengagumkan gedung dan rumah tempat tinggal dibangun dengn megah dan
mewah. Tampaknya manusia di masa depan akan mencapai taraf kemakmuran yg
lebih tinggi dan memperoleh kemudahan-kemudahan yg lbh banyak lagi.
BAB II
PEMBAHASAN
PANDANGAN ISLAM TERHADAP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Peradaban Islam sangat
berbeda dengan Yunani, Romawi dan Byzantium dalam memandang teknologi. Para cendekiawan Muslim di era kekhalifahan
menganggap teknologi sebagai sebuah cabang ilmu pengetahuan yang sah. Fakta itu terungkap berdasarkan pengamatan para
sejarawan sains Barat di era modern terhadap sejarah sains di Abad
Pertengahan.
Demikian pula ajaran Islam ia tidak akan bertentangan dengan
teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus dan analisa-analisa
yang teliti dan obyekitf. Dalam pandangan Islam menurut hukum asalnya
segala sesuatu itu adalah mubah termasuk segala apa yang disajikan oleh
berbagai peradaban baik yang lama ataupun yang baru. Semua itu
sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak ada yang hukumnya haram kecuali
jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti mengherankannya.
Bukanlah Alquran sendiri telah menegaskan bahwa agama Islam bukanlah
agma yang sempit? Allah SWT telah berfirman yang artinya “Di
sekali-kali tidak menjadikan kamu dalam agama suatu kesempitan.” .
Kemajuan teknologi
modern yang begitu pesat telah memasyarakatkan produk-produk teknologi
canggih seperti Radio, televisi, internet, alat-alat komunikasi dan
barang-barang mewah lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi
tiap orang tua, kaum muda, atau anak-anak. Namun tentunya alat-alat itu
tidak bertanggung jawab atas apa yang diakibatkannya. Justru di atas
pundak manusianyalah terletak semua tanggung jawab itu. Sebab adanya
pelbagai media informasi dan alat-alat canggih yang dimiliki dunia saat
ini dapat berbuat apa saja kiranya faktor manusianyalah yang
menentukan operasionalnya. Adakalanya menjadi manfaat yaitu manakala
manusia menggunakan dengan baik dan tepat. Tetapi dapat pula
mendatangkan dosa dan malapetaka manakala manusia menggunakannya untuk
mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata.
Kemajuan teknologi dalam
dunia kedokteran juga patut untuk kita apresisai secara kritis; proses
cloning (bayi tabung) misalnya, telah mendapat tanggapan beragam dari
para ulama; Sebagian kelompok agamawan menolak fertilisasi in vitro
pada manusia karena mereka meyakini bahwa kegiatan tersebut sama
artinya mempermainkan Tuhan yang merupakan Sang Pencipta. Juga banyak
kalangan menganggap bahwa pengklonan manusia secara utuh tidak bisa
dilakukan sebab ini dapat dianggap sebagai “intervensi” karya Ilahi.
Sebaliknya, Sheikh
Mohammad Hussein Fadlallah, seorang pemandu spiritual muslim
fundamentalis dari Lebanon berpendapat, adalah salah jika menganggap
kloning adalah suatu intervensi karya Ilahi. Peneliti dianggapnya tidak
menciptakan sesuatu yang baru. Mereka hanya menemukan suatu hukum yang
baru bagi ormanisme, sama seperti ketika mereka menemukan fertilisasi
in vitro dan transplantasi organ.
Professor Abdulaziz
Sachedina dari Universitas Virginia mengemukakan bahwa Allah adalah
kreator terbaik. Manusia dapat saja melakukan intervensi dalam
pekerjaan alami, termasuk pada awal perkembangan embrio untuk
meningkatkan kesehatan atau embrio splitting untuk meningkatkan peluang
terjadinya kehamilan, namun perlu diingat, Allahlah Sang pemberi hidup
(Sachedina, 2001).
Di sinilah Islam sebagai
agama paripurna yang mampu memberikan petunjuk bagi manusia. Ini semua
tidak lepas dari karakter agama Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Memang dalam abad teknologi dan era globalisasi ini umat Islam
hendaklah melakukan langkah-langkah strategis dengan meningkatkan
pembinaan sumber daya manusia guna mewujudkan kualitas iman dan takwa
serta tidak ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Khatimah
Peradaban modern adalah
hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang gemilang yang telah
dicapai oleh manusia setelah diadakan penelitian yang tekun dan
eksperimen yang mahal yang telah dilakukan selama berabad-abad. Maka
sudah sepantasnya kalau kemudian manusia menggunakan
penemuan-penemuannya itu guna meningkatkan taraf hidupnya. Kemajuan
teknologi secara umum telah banyak dinikmati oleh masyarakat luas dgn
cara yang belum pernah dirasakan bahkan oleh para raja dahulu kala.
Namun seiring dengan
upaya meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi kita pun harus jeli
menentukan pilihan ini. Untuk apakah semua kemajuan itu? Apakah sekadar
untuk menuruti keinginan-keinginan syahwat lalu tenggelam dalam
kemewahan dunia hingga melupakan akhirat dan menjadi pengikut-pengikut
setan? Ataukah sebaliknya semua ilmu dan kemajuan itu dicari untuk
menegakkan syariat Allah guna memakmurkan bumi dan menegakkan keadilan
seperti yang dikehendaki Allah serta untuk meluruskan kehidupan dengan
berlandaskan pada kaidah moral Islam?
Ada banyak tantangan
yang harus kita jawab dengan pemikiran yang berwawasan jauh ke depan.
Namun terlepas dari problema dan kekhawatiran-kekhawatiran sebagaimana
diuraikan di atas kita sebagai umat Islam harus selalu optimis dan
tetap bersyukur kepada Allah SWT. Karena sungguhpun perubahan sosial
dan tata nilai kehidupan yang dibawa oleh arus westernisasi dan
sekularisasi terus-menerus menimpa dan menyerang masyarakat Islam
tetapi kesadaran umat Islam untuk membendung dampak-dampak negatif dari
budaya Barat itu ternyata masih cukup tinggi meskipun hanya segolongan
kecil umat yaitu mereka yang tetap teguh untuk menegakkan nilai-nilai
Islam.[] Wallahu ‘alam bisshowab.
Sain dan Teknologi dalam
Pandangan Islam
Tolak ukur era modern ini adalah sains dan teknologi. Sains
dan teknologi mengalami perkembangan yang begitu pesat bagi kehidupan
manusia. Dalam setiap waktu para ahli dan ilmuwan terus mengkaji dan
meneliti sains dan teknologi sebagai penemuan yang paling canggih dan
modern. Keduanya sudah menjadi simbol kemajuan pada abad ini. Oleh
karena itu, apabila ada suatu bangsa atau negara yang tidak mengikuti
perkembangan sains dan teknologi, maka bangsa atau negara itu dapat
dikatakan negara yang tidak maju dan terbelakang.
Islam tidak pernah
mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung
umatnya untuk melakukan research dan bereksperimen dalam hal apapun,
termasuk sains dan teknologi. Bagi Islam sains dan teknologi adalah
termasuk ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya.
Ayat-ayat Allah yang tersebar di alam semesta ini, dianugerahkan kepada
manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk diolah dan dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya.
Pandangan Islam tentang
sains dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis
wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad saw.
“Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia
apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-Isra: 1-5)”
Peradaban Islam pernah
memiliki khazanah ilmu yang sangat luas dan menghasilkan para ilmuwan
yang begitu luar biasa. Ilmuwan-ilmuwan ini ternyata jika kita baca,
mempunyai keahlian dalam berbagai bidang. Sebut saja Ibnu Sina. Dalam
umurnya yang sangat muda, dia telah berhasil menguasai berbagai ilmu
kedokteran. Mognum opusnya al-Qanun fi al-Thib menjadi sumber rujukan
utama di berbagai Universitas Barat.
Selain Ibnu Sina,
al-Ghazali juga bisa dibilang ilmuwan yang representatif untuk kita
sebut di sini. Dia teolog, filosof, dan sufi. Selain itu, dia juga
terkenal sebagai orang yang menganjurkan ijtihad kepada orang yang
mampu melakukan itu. Dia juga ahli fiqih. Al-Mushtasfa adalah bukti
keahliannya dalam bidang ushul fiqih. Tidak hanya itu, al-Ghazali juga
ternyata mempunyai paradigma yang begitu modern. Dia pernah mempunyai
proyek untuk menggabungkan, tidak mendikotomi ilmu agama dan ilmu umum.
Baginya, kedua jenis ilmu tersebut sama-sama wajib dipelajari oleh umat
Islam.
Adapun kondisi umat Islam sekarang yang mengalami kemunduran
dalam bidang sains dan teknologi adalah disebabkan oleh berbagai hal.
Sains Islam mulai terlihat kemunduran yang signifikan adalah selepas
tahun 1800 disebabkan faktor eksternal seperti pengaruh penjajahan yang
dengan sengaja menghancurkan sistem ekonomi lokal yang menyokong
kegiatan sains dan industri lokal. Contohnya seperti apa yang terjadi
di Bengali, India, saat sistem kerajinan industri dan kerajinan lokal
dihancurkan demi mensukseskan “revolusi industri” di Inggris.
Sains dan teknologi
adalah simbol kemodernan. Akan tetapi, tidak hanya karena modern,
kemudian kita mengabaikan agama sebagaimana yang terjadi di Barat
dengan ideologi sekularisme. Karena sains dan teknologi tidak akan
pernah bertentangan dengan ajaran Islam yang relevan di setiap zaman.
Di dunia Islam, ilmu
pengetahuan modern mulai menjadi tantangan nyata sejak akhir abad
ke-18, terutama sejak Napoleon menduduki Mesir pada 1798 dan makin
meningkat setelah sebagian besar dunia Islam menjadi wilayah jajahan
atau pengaruh Eropa. Serangkaian peristiwa kekalahan berjalan hingga
mencapai puncaknya dengan jatuhnya Dinasti Usmani di Turki. Proses ini
terutama disebabkan oleh kemajuan teknologi militer Barat.
Ketika sains dan
teknologi Muslim tertinggal dari Eropa dan berusaha mengejar
ketertinggalan itu maka timbulah dua sikap, yaitu merumuskan sikap
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi peradaban Barat
modern, serta sikap terhadap tradisi Islam. Kedua unsur ini masih
mewarnai pemikiran Muslim hingga kini.
Saat ini sains teknologi
telah dikuasai dunia Barat yang jelas-jelas ingin menghancurkan umat
Islam, seperti yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina. Karena
teknologi yang tidak dilandasi dengan akhlakul kharimah akan menjadi
penghancur dan merusak bumi. Padahal Islam sejak turunnya kitab suci Al
Qur’an dan diutusnya Nabi Muhammad saw. sebagai Rasulullah.
Menunjukkan bahwa teknologi yang terkandung di dalam kitab suci
Al-Qur’an akan membawa rahmat bagi segenap umat di muka bumi ini.
Contoh lainnya, kemajuan
dalam dunia farmasi. Banyak obat-obatan disalahgunakan seperti
narkoba, yang dilakukan oleh orang-orang tak bertanggung jawab untuk menghancurkan generasi muda. Begitu juga melalui
media-media dengan memasukan unsur-unsur
pornografi dan pornoaksi yang mencoba menghancurkan akhlak dan
menyebarkan kemaksiatan di muka bumi.
Karena itu marilah kita
umat Islam yang sedang giat-giatnya mengejar ketertinggalan teknologi
dari dunia Barat agar pandai memilah dan memilih teknologi yang pantas
kita kembangkan atau tidak. Semoga Allah melindungi umat Islam dari
bahaya kemajuan teknologi Barat yang saat ini tengah membumi.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Sudah saatnyalah kita
mengembalikan teknologi pada jalur yang sebenarnya. Jalur dimana Islam
secara menyeluruh ataupun nilai-nlainya tertanam kuat dalam dunia
teknologi kita. Bukanlah tidak mungkin untuk menerapkan sebuah konsep
Islam dalam dunia teknologi bukan hanya sebagai pengerem kerusakan yang
lebih banyak ditimbulkannya, tetapi juga demi terwujudnya kebangkitan
umat islam.
“Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa
kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. Selama seorang benar
dan selalu memilih kebenaran dia tercatat di sisi Allah seorang yang
benar (jujur). Hati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa
kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang
dusta dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai
seorang pendusta (pembohong).” (HR. Bukhari)
Kunci utamanya terletak
pada manusia-manusianya, pemuda-pemuda penerus islam yang nantinya akan
banyak berperan di bidangnya masing-masing. Diharapkan, kita tidak
hanya mempelajari ilmu dunia saja, ilmu keilmiahan, teknologi, ataupun
sejenisnya. Perlu pula sebuah pendalaman terhadap aqidah kita,
perbaikan terhadap akhlak, serta ilmu keislaman lainnya secara
menyeluruh. Ataupun sebaliknya, jangan sampai kita terlena, tersibukkan
pada penghambaan diri kita kepada Yang Maha Esa sampai-sampai kita
melupakan ilmu-ilmu yang akan bermanfaat bagi kemaslahatan umat di
dunia.
SARAN
makalah ini di buat jauh dari sempurna, hal-hal yang kurang maupun belum tercantum mohon d maklumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar