NAMA : Tomy ardian
NIM : 1209406066
JURUSAN : ILMU KOMUNIKASI HUMAS
A. Pengertian
1. Pengertian Teknologi
Kata teknologi secara harfiah berasal dari bahasa latin’’texere’’yang
berarti menyusun atau membangun. Sehingga istilah teknologi seharusnya
tidak terbatas pada penggunaan mesin, meskipun dalam arti sempit hal
tersebut sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Roger
(1983) teknologi adalah suatu rancangan (desain) untuk alat bantu
tindakan yang mengurangi ketidakpastian dalam hubungan sebab akibat
dalam mencapai suatu hal yang diinginkan. Jacques Ellul (1967)
mengartikan teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara rasional
mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal manusia
sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih
nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban
sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi” belum
digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan
“logos” atau pengetahuan. Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan
pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah
cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan
akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau
membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia
Pengertian yang lain, telah diberikan oleh Arnold Pacey "The application
os scientific and other knowledge to practical task by ordered systems.
that involve people and organizations, living things and machines".
Dari definisi ini nampak, bahwa teknologi tetap terkait pada pihak-pihak
yang terlibat dalain perencanaannya, karena itulah teknologi tidak
bebas organisasi, tidak bebas budaya dan sosial, ekonomi dan politik.
Definisi teknologi yang lain diberikan oleh Rias Van Wyk "Technology is a
"set of means" created by people to facilitate human endeavor". Dari
definisi tersebut, ada beberapa esiensi yang terkandung yaitu :
• Teknologi terkait dengan ide atau pikiran yang tidak akan pernah
berakhir, keberadaan teknotogi bersama dengan keberadaan budaya umat
manusia.
• Teknologi merupakan kreasi dari manusia, sehingga tidak alami dan
bersifat artificial
• Teknologi merupakan himpunan dari pikiran (set of means), sehingga
teknologi dapat dibatasi atau bersifat universal, tergantung dari sudtit
pandang analisis
• Teknologi bertujuan untuk memfasilitasi human endeavor (ikhtiar
manusia). Sehingga teknologi harus mampu meningkatkan performansi
(kinerja) kemampuan manusia.
Dari definisi di atas, ada 3 entitas Yang terkandung dalam teknologi
yaitu, skill (Keterampilan), Algorithnia (Logika berfikir) dan hardware
(Perangkat Keras).
Teknologi adalah suatu tubuh dari ilmu pengetahuan dan rekayasa
(Engineering) yang dapat diaplikasikan pada perancangan produk dan atau
proses atau pada penelitian untuk mendapatkan pengetahuan baru. Kemajuan
teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan
ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm
ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat
positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta
sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang
teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh
inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun
demikian, walaupun pada awalnya diciptakanuntuk menghasilkan manfaat
positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal
negatif.
2 . Pengertian informasi
Informasi merupakan data yang berasal dari fakta yang tercatat dan
selanjutnya dilakukan pengolahan (proses) menjadi bentuk yang berguna
atau bermanfaat bagi pemakainya. Bentuk informasi yang kompleks dan
terintegrasi dari hasil pengolahan sebuah database yang akan digunakan
untuk proses pengambilan keputusan pada manajemen akan membentuk Sistem
Informasi Manajemen. Data merupakan fakta atau nilai (value) yang
tercatat atau mempresentasikan deskripsi dari suatu objek. Data
merupakan suatu sumber yang sangat berguna bagi hampir di semua
organisasi. Dengan tersedianya data yang melimpah, maka masalah
pengaturan data secara efektif menjadi suatu hal yang sangat penting
dalam pengembangan system informasi manajemen. Pengertian Informasi,
definisi informasi, pengertian data, definisi data, data dan system.
3. Pengertian komunikasi
Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam
kehidupan umat manusia. Kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan
sesamanya, diakui oleh hampir semua agama telah ada sejak masa Adam dan
Hawa.
Secara umum, komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan baik
itu gagasan, pikiran, atau ide dari komunikator kepada komunikan.
Sedangkan Menurut Harrold D. Lasswell, komunikasi adalah cara yang baik
untuk menggambarkan komunikasi yaitu dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut: Who Says What In Which Channel To Whom
With What Effect, atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada
Siapa Dengan Pengaruh (efek) Bagaimana.
5. Pengertian Teknologi Komunikasi
Teknologi Komunikasi, menurut Onong Uchjana Effendy, adalah Kemampuan
teknik berlandaskan ilmu pengetahuan mengenai proses berlangsungnya
komunikasi melalui media massa.
4. Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah data
(memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data) untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas. Pada zaman modern yang semakin
maju ini komputer telah mengalami evolusi sehingga sudah mencapai
generasi kelima yang telah melahirkan generasi baru yaitu terjadinya
penggabungan antara Teknologi Komputer dan Komunikasi sehingga sering di
sebut sebagai Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dibuat untuk
membantu menyelesaikan berbagai masalah dengan mudah dan cepat. Adapun
perkembangan computer dari waktu kewaktu.
Secara mudahnya teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia
terhadap prosesimasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga
pengiriman informasi tersebut akan:
• Lebih cepat
• Lebih luas sebarannya, dan
• Lebih lama penyimpanannya.
Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka
bahasa adalah teknologi. Bahasa memungkinkan seseorang memahami
informasi yang disampaikan oleh orang lain. Tetapi bahasa yang
disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja, yaitu
hanya pada saat si pengirim menyampaikan informasi melalui ucapannya itu
saja. Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang berada di tangan
si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu
jangkauan suara juga terbatas. Untuk jarak tertentu, meskipun masih
terdengar, informasi yang disampaikan lewat bahasa suara akan
terdegradasi bahkan hilang sama sekali.
Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar.
Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa
dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang
ada akan bertahan lebih lama. Beberapa gambar peninggalan jaman purba
masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang dapat (mencoba)
memahami informasi yang ingin disampaikanpembuatnya. Ditemukannya
alfabet dan angka arabik memudahkan cara penyampaian informasi yang
lebih efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili
suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet atau dengan penulisan
angka, seperti MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi dengan alfabet
ini memudahkan dalam penulisan informasi itu. Kemudian, teknologi
percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi. Teknologi
elektronik seperti radio, tv, komputer mengakibatkan informasi menjadi
lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.
Teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah data
(memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data) untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas. Pada zaman modern yang semakin
maju ini komputer telah mengalami evolusi sehingga sudah mencapai
generasi kelima yang telah melahirkan generasi baru yaitu terjadinya
penggabungan antara Teknologi Komputer dan Komunikasi sehingga sering di
sebut sebagai Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dibuat untuk
membantu menyelesaikan berbagai masalah dengan mudah dan cepat. Adapun
perkembangan computer dari waktu kewaktu
4. Pengertian Masyarakat
Masyarakat bisa diartikan sebagai pergaulan hidup manusia sehimpun
orang yang hidup bersama dalam sesuatu tempat dengan ikatan aturan
tertentu, juga berarti orang, khalayak ramai. Menurut Hasan Sadily
memberi pengertian bahwa masyarakat ialah “Kesatuan yang selalu berubah,
yang hidup karena proses masyarakat yang menyebabkan terjadi proses
perubahan itu”.
Sedangkan menurut Plato masyarakat ialah “merupakan refleksi dari
manusia perorangan”. Suatu masyarakat akan mengalami keguncangan
sebagaimana halnya manusia perorangan yang terganggu keseimbangan
jiwanya yang terdiri dari tiga unsur yaitu nafsu, semangat dan
intelegensia.
Dalam konsep An-Nas bahwa masyarakat adalah makhluk sosial. Manusia
tidak dapat hidup sendiri dengan mengabaikan keterlibatannya dengan
kepentingan pergaulan antara sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam hubungan manusia dengan masyarakat terjadi interaksi aktif.
Manusia dapat mengintervensi dengan masyarakat lingkungannya dan
sebaliknya masyarakat pun dapat memberi pada manusia sebagai warganya.
Oleh karena itu, dalam pandangan Islam, masyarakat memiliki
karakteristik tertentu.
Prinsip-prinsip ini harus dijadikan dasar pertimbangan dalam penyusunan
sistem pendidikan Islam. Masyarakat merupakan lapangan pergaulan antara
sesama manusia. pada kenyataannya masyarakat juga dinilai ikut memberi
pengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan dan perilaku manusia yang
menjadi anggota masyarakat tersebut. Atas dasar pertimbangan ini, maka
pemikiran tentang masyarakat mengacu pada penilaian bahwa:
1. Masyarakat merupakan kumpulan individu yang terikat oleh kesatuan
dari berbagai aspek seperti latar belakang budaya, agama, tradisi
kawasan lingkungan dan lain-lain.
2. Masyarakat terbentuk dalam keragaman adalah sebagai ketentuan dari
Allah, agar dalam kehidupan terjadi dinamika kehidupan sosial, dalam
interaksi antar sesama manusia yang menjadi warganya.
3. Setiap masyarakat memiliki identitas sendiri yang secara prinsip
berbeda satu sama lain.
4. Masyarakat merupakan lingkungan yang dapat memberi pengaruh pada
pengembangan potensi individu.
Dari beberapa penjelasan yang telah dijelaskan di atas, dapatlah diberi
kesimpulan bahwa pengertian masyarakat yang penulis maksudkan ialah
sekelompok manusia yang terdiri di dalamnya ada keluarga, masyarakat dan
adat kebiasaan yang terikat dalam satu kesatuan aturan tertentu.
B. Macam-macam Teknologi Informasi Era Modern
1. Mesin Cetak. Mesin Cetak pertama dibuat oleh Johann Guttenberg.
2. Analytical Machine. Diciptakan oleh Charles Babbage . Mesin ini
memiliki kemampuan untuk memasukkan data, mengolah data, serta
mengeluarkan bentuk outputnya dibuat kartu.
3. Telegraf dan Kode Morse. Diciptakan pada 1873 oleh Samuel Morse
bersama kedua kawannya.
4. Film. Diciptakan pada tahun 1861 sebagai alat komunikasi untuk
mengungkapkan gagasan yang ada atau menyampaikan pesan kepada orang
banyak.
5. Pesawat Telepon dan Fotografi. Diciptakan pada 1877 oleh Alexander
Graham Bell yang dikembangkan untuk dipergunakan secara umum.
6. Pita penyimpan magnetis. Ditemukan pada 1899.
7. TV Tabung. Diciptakan oleh Zvorkyn pada 1923.
8. Media penyimpan magnetic tape Diciptakan pada 1940.
9. Hypertext. Hypertext adalah system pengkodean yang dikembangkan
oleh Vannevar Bush.
10. Komputer Digital. Diciptakan pada 1948 dengan nama ENIAC I yang
terinspirasi oleh ditemukannya analytical machine.
11. Transistor. Dikembangkan pada 1948 untuk mengganti tabung vakum
agar bentuknya menjadi lebih kecil, lebih hemat energi, dan tidak
menimbulkan panas berlebih.
12. Transistor Planar. Pada 1957, dikembangkan komponen elektronik
transistor planar oleh Jean Hoerni.
13. Jaringan computer Desentralisasi. Pengembangan system jaringan
desentralisasi oleh RAND yang bertujuan mengendalikan system pengeboman
dan peluncuran kendali dalam perang nuklir.
14. Jaringan computer pertama. Pada 1969, ditemukan system jaringan
computer pertama di Amerika Serikat yang dibentuk dengan
menghubungkan empat titik, yaitu Universitas of California, SRI
(Stanford), University of Utah, dan University California of Santa
Barbara, dengan kekuatan sebesar 50 kbps.
15. Email. Ditemukannya program surat secara elektronik berupa pesan
text atau emaildi awal kemunculannya. Ray Tomlinson menciptakannya pada
1972.
16. Internet. Istilah Internet diperkenalkan dalam sebuah karya tulis
mengenai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).
Setelah itu, dikembangkan sebuah protokol jaringan dengan nama sama
oleh grup DARPA. Pada 1981, dikembangkan CSNET dengan kapasitas 56 kbps
untuk setiap institusi dalam pemerintahan. Pada 1986, IERF
mengembangkan sebuah server yang berfungsi sebagai alat untuk melakukan
koordinasi antara DARPA, ARPANET, DDN dan internet gateway.
C. Dampak Teknologi Informasi
1. Dampak Positif
Dampak Positif dari munculnya Teknologi Informasi terhadap
masyarakat adalah:
1. Kita dapat menyelesaikan pekerjaan sengan semakin mudah dibantu
perangkat yang semakin berkembang dan praktis.
2. Kita mampu berkomunikasi dengan orang lain melalui fasilitas
e-mail, chat, bahkan saling bertatapan hanya dengan melalui internet.
3. Munculnya berbagai jenis jejearing sosial dari adanya teknologi
informasi.
4. Kita dapat dengan mudah untuk mencari informasi tentang suatu hal
melalui internet.
5. Kita juga dimungkinkan untuk berbelanja melaui internet.
6. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi bahkan internet
dapat kita akses di genggaman tangan kita sendiri, yaitu melalui
handphone.
7. Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang
paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat
berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
8. Media pertukaran data, para pengguna internet di seluruh dunia
dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
9. Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga
manusia tahu apa saja yang terjadi.
10. Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan,
kebudayaan, dan lain-lain.
11. Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan
sehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan.
2. Dampak negatif
Dampak Negatif dari munculnya Teknologi Informasi terhadap
masyarakat adalah:
1. Munculnya para penipu yang memanfaatkan internet.
2. Munculnya budaya plagiarisme.
3. Dengan mudahnya informasi di cetak ulang tanpa izin dari pemberi
informasi atau tanpa menulis sumbernya. hal ini udah biasa kita sebut
'copast' copy paste.
4. Munculnya pornografi/konten konten dewasa.
5. Munculnya pencurian dengan mengambil/menghack.
6. Mungkin ini merupakan kesenangan atau kelebihan ilmu si pencuri
namun tetap saja pencurian itu tidak dibenarkan.
7. Dengan semakin mudahnya berbelanja lewat internet kita dapat
meningkatkan budaya konsumsi yang menimbulkan sifat boros dan tentu
berefek tidak baik untuk kantong.
8. Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka
berhubungan lewat internet daripada bertemu langsung.
9. Dari perubahan sifat sosial tersebut mengakibatkan pola perubahan
pada interaksi.
10. Meluasnya perjudian.
11. Dengan jaringan yang tersedia penjudi tidak perlu ke tempat
khusus untuk memenuhi keinginannya.
BAB III
PEMBAHASAN
Mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam
Alquran, sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan
mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh adl firman Allah
SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 80 yg artinya “Telah kami ajarkan kepada
Daud membuat baju besi utk kamu guna memelihara diri dalam
peperanganmu.” Dari keterangan itu jelas sekali bahwa manusia dituntut
utk berbuat sesuatu dgn sarana teknologi. Sehingga tidak mengherankan
jika abad ke-7 M telah banyak lahir pemikir Islam yg tangguh produktif
dan inovatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kepeloporan dan keunggulan umat Islam dalam bidang ilmu pengetahuan
sudah dimulai pada abad ke-7. Tetapi sangat disayangkan bahwa
kemajuan-kemajuan itu tidak sempat ditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya
sehingga tanpa sadar umat Islam akhirnya melepaskan kepeloporannya.
Lalu bangsa Barat dengan mudah mengambil dan mentransfer ilmu dan
teknologi yg dimiliki dunia Islam dan dengan mudah pula mereka membuat
licik yaitu membelenggu para pemikir Islam sehinggu sampai saat ini
bangsa Baratlah yg menjadi pelopor dan pengendali ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Begitulah menurut catatan sejarah, bangsa Barat berhasil mengambil
khazanah ilmu pengetahuan yg telah dikembangkan lebih dahulu oleh kaum
muslimin kemudian mereka mengembangkannya di atas paham materialisme,
tanpa mengindahkan lagi nilai-nilai Islam. Sehingga terjadilah perubahan
total sampai akhirnya terlepas dari sendi-sendi kebenaran. Para ilmuwan
Barat dari abad ke abad kian mendewa-dewakan rasionalitas bahkan telah
mentuhankan ilmu dan teknologi sebagai kekuatan hidupnya. Mereka
menyangka bahwa dengan IPTEK mereka pasti bisa mencapai apa saja yang
ada di bumi ini. Dan merasa dirinya kuasa pula menundukkan langit,
bahkan mengira akan dapat menundukkan segala yg ada di bumi dan langit.
Sehingga tokoh-tokoh mereka merasa mempunyai hak untuk memaksakan ilmu
pengetahuan dan teknologinya itu kepada semua yang ada di bumi agar
mereka bisa mendikte dan memberi keutusan terhadap segala permasalahan
di dunia.
Sebenarnya masyarakat Barat itu sepatutnya harus dikasihani, karena
akibat kesombongannya itu mereka lupa bahwa manusia betapapun tinggi
kepandaiannya hanya bisa mengetahui kulit luar atau hal-hal yang
lahiriah saja dari kehidupan semesta alam. Manusia hanya diberi ilmu
pengetahuan yang sedikit dari kemahaluasan ilmu Allah. Di atas orang
pintar ada lagi yang lbh pintar dan sungguh Allah SWT benci kepada orang
yang hanya tahu tentang dunia tetapi bodoh tentang kebenaran yg ada di
dalamnya. Allah SWT berfirman yang artinya “Celakalah bagi orang-orang
kafir dgn siksa yg pedih. Mereka lbh menyukai kehidupan dunia daripada
kehidupan akhirat dan menghalangi manusia dari jalan Allah serta
menginginkan agar jalan itu berbelok-belok. Mereka berada dalam
kesesatan yg nyata.”
Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dinikmati oleh
masyarakat luas dengan cara yg belum pernah dirasakan bahkan oleh para
raja dahulu kala. Makanan lebih nikmat dan beraneka ragam, pakaian
terbuat dari bahan yg jauh lebih baik dan halus, sarana-sarana
transportasi dan komunikasi yang kecepatannya amat mengagumkan, gedung
dan rumah tempat tinggal dibangun dengan megah dan mewah. Tampaknya
manusia di masa depan akan mencapai taraf kemakmuran yang lebh tinggi
dan memperoleh kemudahan-kemudahan yang lebh banyak lagi.
Walaupun demikian kita juga menyaksikan betapa batin manusia zaman
sekarang selalu menggeram karena sirat kerakusan manusia semakin
merajalela, dan perasaan saling iri di antara perorangan atau kelompok
telah menyalakan api kebencian di mana-mana. Kata orang bijak “di dunia
sekarang ini nafsu manusia lebih besar daripada akal sehatnya.”
Kebanyakan manusia di dunia, kini hanya mengingat kesenangan hidupnya
dan lupa kepada Tuhannya. Manusia mengira bahwa dunia ini adalah
segalanya tidak ada kelanjutannya dan tidak ada kehidupan kecuali di
dunia saja.
Benar bahwa agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi
baik di zaman lampau di masa sekarang, maupun di waktu-waktu yg kan
datang. Demikian pula dengan ajaran Islam, yang tidak akan bertentangan
dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus, serta
analisa-analisa yang teliti dan obyekitf. Dalam pandangan Islam menurut
hukum asalnya segala sesuatu itu adalah mubah termasuk segala apa yg
disajikan oleh berbagai peradaban baik yang lama ataupun yg baru. Semua
itu sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak ada yang hukumnya haram,
kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti
mengherankannya. Bukanlah Alquran sendiri telah menegaskan bahwa agama
Islam bukanlah agama yang sempit? Allah SWT telah berfirman yang artinya
“Di sekali-kali tidak menjadikan kamu dalam agama suatu kesempitan.”
Adapun peradaban modern yag begitu luas memasyarakatkan
produk-produk teknologi canggih, seperti televisi, video player,
alat-alat komunikasi, dan barang-barang mewah (gadget) lainnya, serta
yang menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua, muda atau
anak-anak yang tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa
yg diakibatkannya. Tetapi di atas pundak manusianyalah terletak semua
tanggung jawab itu. Sebab adanya berbagai media informasi dan alat-alat
canggih yang dimiliki dunia saat ini, dapat berbuat apa saja. Kiranya
faktor manusianya-lah yg menentukan opersionalnya. Adakalanya menjadi
manfaat, yaitu manakala manusia menggunakan dengan baik dan tepat.
Tetapi dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka, manakala manusia
menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata. Memang
dalam abad teknologi dan era globalisasi ini, umat Islam hendaklah
melakukan langkah-langkah strategis dengan meningkatkan pembinaan sumber
daya manusia guna mewujudkan kualitas iman dan takwa, serta tidak
ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi terutama mengenai
teknologi komunikasi dan teknologi informasi.
Namun seiring dengan adanya upaya meningkatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, manusia (umat islam) pun harus lebih jeli menentukan pilihan
ini. Untuk apakah semua kemajuan itu? Apakah sekadar utk menuruti
keinginan-keinginan syahwat, lalu tenggelam dalam kemewahan dunia hingga
melupakan akhirat, dan menjadi pengikut-pengikut setan? Ataukah
sebaliknya semua ilmu dan kemajuan itu dicari utk menegakkan syariat
Allah, guna memakmurkan bumi dan menegakkan keadilan seperti yg
dikehendaki Allah serta untuk meluruskan kehidupan dengan berlandaskan
pada kaidah moral Islam. Itulah pertanyaan dan tantangan bagi kita
sebagai umat Islamyang haurs kita jawab dengan pemikiran yang berwawasan
jauh ke depan. Terlepas dari problema dan kekhawatiran-kekhawatiran
sebagaimana diuraikan di atas, kita sebagai umat Islam harus selalu
optimis dan tetap bersyukur kepada Allah SWT. Karena sungguhpun
perubahan sosial dan tata nilai kehidupan yang dibawa oleh arus
modernisasi, westernisasi, dan sekularisasi terus-menerus menimpa dan
menyerang masyarakat Islam, tetapi kesadaran umat Islam utk membendung
dampak-dampak negatif dari budaya Barat itu ternyata masih cukup tinggi,
meskipun hanya segolongan kecil umat, yaitu mereka yang tetap teguh
untuk menegakkan nilai-nilai Islam.
Berdasarkan penelaahan mengenai diatas, penulis dapat memaparkan
tahapan pemanfaatan teknologi informasi dimulai pada saat teknologi
informasi dianggap sebagai media yang dapat menghemat biaya dibandingkan
dengan metode konvensional, misalkan saja pemakaian mesin ketik,
kertas, penghapus, tipe-x, dan lain sebagainya yang cenderung tidak
efisien. Sekarang dengan bantuan komputer kita bisa melihat hasil
ketikan di layar monitor sebelum dicetak (paperless) sehingga lebih
effisien dalam waktu dan tempat penyimpanan file.
Setelah dirasakan bahwa teknologi Informasi dapat menggantikan cara
konvensional, orang mulai melihat kelebihan lainnnya, seperti
menggantikan sarana pengiriman surat dengan surat eletronik (e-mail),
pencarian data melalui search engine, chatting, mendengarkan musik, dan
sebagainya dimana pada tahapan ini orang sudah mulai menginvestasikan
kepada perangkat komputer. Dari manfaat yang didapatkan, teknologi
informasi mulai digunakan dan diterapkan untuk membantu operasional
dalam proses bisnis. Misalnya perusahaan dalam memberikan pelayanan
kepada pelanggan dengan menyediakan informasi jasa dan produk yang
ditawarkan tanpa dibatasi waktu dan ruang.
A. Sejarah Penerapan Teknologi dalam Peradaban Islam
Di era keemasan Islam, para cendekiawan Muslim telah mengelompokkan
ilmu-ilmu yang bersifat teknologis sebagai berikut; ilmu jenis-jenis
bangunan, ilmu optik, ilmu pembakaran cermin, ilmu tentang pusat
gravitasi, ilmu pengukuran dan pemetaan, ilmu tentang sungai dan kanal,
ilmu jembatan, ilmu tentang mesin kerek, ilmu tentang mesin-mesin
militer serta ilmu pencarian sumber air tersembunyi. Para penguasa dan
masyarakat di zaman kekhalifahan Islam menempatkan para rekayasawan
(engineer) dalam posisi yang tinggi dan terhormat. Mereka diberi gelar
muhandis. Banyak di antara ilmuwan Muslim, pada masa itu, yang juga
merangkap sebagai rekayasawan.
Al-Kindi, misalnya, selain dikenal sebagai fisikawan dan ahli
metalurgi adalah seorang rekayasawan. Selain itu, al-Razi juga yang
populer sebagai seorang ahli kimia juga berperan sebagai rekayasawan.
Al-Biruni yang masyhur sebagai seorang astronom dan fisikawan juga
seorang rekayasawan.
Selain itu, peradaban Islam juga telah mengenal ilmu navigasi, ilmu
tentang jam, ilmu tentang timbangan dan pengkuran serta ilmu tentang
alat-alat genial. Menurut al-Hassan, teknik mesin dan teknik sipil yang
digolongkan sebagai ilmu matematika, bukan satu-satunya subyek
teknologis yang dikelompokkan sebagai sains. Para ilmuwan Muslim memberi
perhatian pada semua jenis pengetahuan praktis, mengklasifikasi
ilmu-ilmu terapan dan subyek-subyek teknologis berdampingan dengan
telaah-telaah teoritis,” ungkap Ahmad Y al-Hassan dan Donald R Hill
dalam Islamic Technology: An Illustrated History. Sejumlah kitab dan
risalah yang ditulis para ilmuwan Muslim tercatat telah mengklasifikasi
ilmu-ilmu terapan dan teknologis. Menurut al-Hassan, hal itu dapat
dilihat dalam sederet buku atau kitab karya cendikiawan Muslim,
seperti; Mafatih al-Ulum, karya al-Khuwarizmi; Ihsa al-Ulum
(Penghitungan Ilmu-ilmu) karya al-Farabi, Kitab al-Najat, (Buku
Penyelamatan) karya Ibnu Sina dan buku-buku lainnya.
Para rekayasawan Muslim telah berhasil membangun sederet karya
besar dalam bidang teknik sipil berupa; bendungan, jembatan, penerangan
jalan umum, irigasi, hingga gedung pencakar langit. Sejarah
membuktikan, di era keemasannya, peradaban Islam telah mampu membangun
bendungan jembatan (bridge dam). Bendung jembatan itu digunakan untuk
menggerakkan roda air yang bekerja dengan mekanisme peningkatan air.
Bendungan jembatan pertama dibangun di Dezful, Iran.
Bendung jembatan itu mampu menggelontorkan 50 kubik air untuk
menyuplai kebutuhan masyarakat Muslim di kota itu. Setelah muncul di
Dezful, Iran bendung jembatan juga muncul di kota-kota lainnya di dunia
Islam. Sehingga, masyarakat Muslim pada masa itu tidak mengalami
kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Selain itu, di era kekhalifahan para insinyur Muslim juga sudah
mampu membangun bendungan pengatur air diversion dam. Bendungan ini
digunakan untuk mengatur atau mengalihkan arus air. Bendungan pengatur
air itu pertama kali dibangun insinyur Muslim di Sungai Uzaym yang
terletak di Jabal Hamrin, Irak. Setelah itu, bendungan semacam itu pun
banyak dibangun di kota dan negeri lain di dunia Islam.
Pencapaian lainnya yang berhasil ditorehkan insinyur Islam dalam bidang
teknik sipil adalah pembangunan penerangan jalan umum. Lampu penerangan
jalan umum pertama kali dibangun oleh kekhalifahan Islam, khususnya di
Cordoba. Pada masa kejayaannya, pada malam hari jalan-jalan yang mulus
di kota peradaban Muslim yang berada di benua Eropa itu bertaburkan
cahaya.
Selain dikenal bertabur cahaya di waktu malam, kota-kota peradaban
Islam pun dikenal sangat bersih. Ternyata, pada masa itu para insinyur
Muslim sudah mampu menciptakan sarana pengumpul sampah, berupa
kontainer. Sesuatu yang belum pernah ada dalam peradaban manusia
sebelumnya.
B. Cara Pandang Barat terhadap Teknologi
Menurut catatan sejarah, bangsa Barat berhasil mengambil khazanah
ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan lebih dahulu oleh kaum
muslimin. Kemudian mereka mengembangkannya di atas paham materialisme
tanpa mengindahkan lagi nilai-nilai Islam sehingga terjadilah perubahan
total sampai akhirnya terlepas dari sendi-sendi kebenaran.
Para ilmuwan Barat dari abad ke abad kian mendewa-dewakan rasionalitas
bahkan telah menuhankan ilmu dan teknologi sebagai kekuatan hidupnya.
Mereka menyangka bahwa dengan iptek mereka pasti bisa mencapai apa saja
yang ada di bumi ini dan merasa dirinya kuasa pula menundukkan langit
bahkan mengira akan dapat menundukkan segala yang ada di bumi dn langit.
Tokoh-tokoh mereka merasa mempunyai hak untuk memaksakan ilmu
pengetahuan dan teknologinya itu kepada semua yang ada di bumi agar
mereka bisa mendikte dan memberi keputusan terhadap segala permasalahan
di dunia. Sebenarnya masyarakat Barat itu patut dikasihani karena akibat
kesombongannya itu mereka lupa bahwa manusia betapapun tingg
kepandaiannya hanya bisa mengetahui kulit luar atau hal-hal yang
lahiriah saja dari kehidupan semesta alam.
Mereka lupa bahwasanya manusia hanya diberi ilmu pengetahuan yang
sedikit dari kemahaluasan ilmu Allah. Di atas orang pintar ada lagi yang
lebih pintar. Dan sungguh Allah SWT benci kepada orang yang hanya tahu
tentang dunia tetapi bodoh tentang kebenaran yang ada di dalamnya.
C. Pandangan Islam terhadap perkembangan Teknologi Komunikasi dan
Teknologi Informasi.
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin
oleh peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang
di berbagai penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material
(fisikal) yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi komunikasi dan
teknologi informasi modern tersebut membuat banyak orang lalu mengagumi
dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat, tanpa diiringi sikap kritis
terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang
diakibatkannya. (Ahmad Y. Samantho.2004).
Peradaban Barat modern dan postmodern saat ini memang memperlihatkan
kemajuan dan kebaikan kesejahteraan material yang seolah menjanjikan
kebahagian hidup bagi umat manusia. Namun karena kemajuan tersebut tidak
seimbang, pincang, lebih mementingkan kesejahteraan material bagi
sebagian individu dan sekelompok tertentu negara-negara maju (kelompok
G-8) saja dengan mengabaikan, bahkan menindas hak-hak dan merampas
kekayaan alam negara lain dan orang lain yang lebih lemah kekuatan
IPTEK, ekonomi dan militernya, maka kemajuan di Barat melahirkan
penderitaan kolonialisme-imperialisme (penjajahan) di Dunia Timur &
Selatan.
Kemajuan Teknologi Komunikasi dan teknologi Informasi (IPTEK) di
Barat, yang didominasi oleh pandangan dunia dan paradigma sains (IPTEK)
yang positivistik-empirik sebagai anak kandung filsafat-ideologi
materialisme-sekuler, pada akhirnya juga telah melahirkan penderitaan
dan ketidakbahagiaan psikologis/ruhaniah pada banyak manusia baik di
Barat maupun di Timur.
Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan IPTEK yang lepas
dari kendali nilai-nilai moral Ketuhanan dan agama. Krisis ekologis,
misalnya: berbagai bencana alam: tsunami, gempa dan kacaunya iklim dan
cuaca dunia akibat pemanasan global yang disebabkan tingginya polusi
industri di negara-negara maju; Kehancuran ekosistem laut dan keracunan
pada penduduk pantai akibat polusi yang diihasilkan oleh pertambangan
mineral emas, perak dan tembaga, seperti yang terjadi di Buyat, Sulawesi
Utara dan di Freeport Papua, Minamata Jepang. Kebocoran reaktor Nuklir
di Chernobil, Rusia, dan di India, dll. Krisis Ekonomi dan politik yang
terjadi di banyak negara berkembang dan negara miskin, terjadi akibat
ketidakadilan dan ’penjajahan’ (neo-imperialisme) oleh negara-negara
maju yang menguasai perekonomian dunia dan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern.
Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada
umumnya adalah negara-negara berkembang atau negara terkebelakang, yang
lemah secara ekonomi dan juga lemah atau tidak menguasai perkembangan
ilmu pengetahuan dan sains-teknologi. Karena nyatanya saudara-saudara
Muslim kita itu banyak yang masih bodoh dan lemah, maka mereka
kehilangan harga diri dan kepercayaan dirinya. Beberapa di antara mereka
kemudian menjadi hamba budaya dan pengikut buta kepentingan
negara-negara Barat. Mereka menyerap begitu saja nilai-nilai, ideologi
dan budaya materialis (’matre’) dan sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan
melalui kemajuan teknologi informasi dan media komunikasi Barat.
Akibatnya krisis-krisis sosial-moral dan kejiwaan pun menular kepada
sebagian besar bangsa-bangsa Muslim.
Kenyataan memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam yang mewarisi
ajaran suci Ilahiah dan peradaban dan Iptek Islam yang jaya di masa
lalu, justru kini terpuruk di negerinya sendiri, yang sebenarnya kaya
sumber daya alamnya, namun miskin kualitas sumberdaya manusianya
(pendidikan dan Ipteknya). Ketidakadilan global ini terlihat dari fakta
bahwa 80% kekayaan dunia hanya dikuasai oleh 20 % penduduk kaya di
negara-negara maju. Sementara 80% penduduk dunia di negara-negara miskin
hanya memperebutkan remah-remah sisa makanan pesta pora bangsa-bangsa
negara maju.
Ironis bahwa Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya alam
minyak dan gas bumi, justru mengalami krisis dan kelangkaan BBM. Ironis
bahwa di tengah keberlimpahan hasil produksi gunung emas-perak dan
tembaga serta kayu hasil hutan yang ada di Indonesia, kita justru
mengalami kesulitan dan krisis ekonomi, kelaparan, busung lapar, dan
berbagai penyakit akibat kemiskinan rakyat. Kemana harta kekayaan kita
yang Allah berikan kepada tanah air dan bangsa Indonesia ini? Mengapa
kita menjadi negara penghutang terbesar dan terkorup di dunia?
Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi
kita bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan
kemandirian politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat. Kemandirian itu
tidak bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-karakter dan moral
(akhlak) bangsa-bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dilandasi keimanan-taqwa kepada Allah swt. Serta melawan
pengaruh buruk budaya sampah dari Barat yang Sekular, Matre dan hedonis
(mempertuhankan kenikmatan hawa nafsu).
Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt
Sumber segala Kebaikan, Keindahan dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan
kepada Allah swt hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu
pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan Allah swt dan terhadap alam
semesta sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan,
Kekuasaan dan Keagungan-Nya.
Islam, sebagai agama penyempurna dan paripurna bagi kemanusiaan,
sangat mendorong dan mementingkan umatnya untuk mempelajari, mengamati,
memahami dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata
lain Islam sangat mementingkan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan
Ipteknya hanya untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka
Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan Teknologi Komunikasi dan
Teknologi Informasi (IPTEK) untuk menjadi sarana ibadah-pengabdian
Muslim kepada Allah swt dan mengembang amanat Khalifatullah
(wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada
kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil
’Alamin). Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran yang mementingkan
proses perenungan, pemikiran dan pengamatan terhadap berbagai gejala
alam, untuk ditafakuri dan menjadi bahan dzikir (ingat) kepada Allah.
Yang paling terkenal adalah ayat: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi orang-orang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia.
Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali
Imron [3] : 190-191.
“Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu
pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Mujadillah [58]: 11 .
Bagi umat Islam, kedua-duanya adalah merupakan ayat-ayat (atau
tanda-tanda) ke-Mahakuasa-an dan Keagungan Allah swt. Ayat
tanziliyah/naqliyah (yang diturunkan atau transmited knowledge), seperti
kitab-kitab suci dan ajaran para Rasul Allah (Taurat, Zabur, Injil dan
Al Quran), maupun ayat-ayat kauniyah (fenomena, prinsip-prinsip dan
hukum alam), keduanya bila dibaca, dipelajari, diamati dan direnungkan,
melalui mata, telinga dan hati (qalbu dan akal) akan semakin mempertebal
pengetahuan, pengenalan, keyakinan dan keimanan kita kepada Allah swt,
Tuhan Yang Maha Kuasa, Wujud yang wajib, Sumber segala sesuatu dan
segala eksistensi). Jadi agama dan ilmu pengetahuan, dalam Islam tidak
terlepas satu sama lain. Agama dan ilmu pengetahuan adalah dua sisi koin
dari satu mata uang koin yang sama. Keduanya saling membutuhkan, saling
menjelaskan dan saling memperkuat secara sinergis, holistik dan
integratif.
Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang
fakta-fakta ilmiah, maka kemungkinan yang salah adalah pemahaman dan
tafsiran terhadap ajaran agama tersebut. Bila ada ’ilmu pengetahuan’
yang menentang prinsip-prinsip pokok ajaran agama Islam maka yang salah
adalah tafsiran filosofis atau paradigma materialisme-sekular yang
berada di balik wajah ilmu pengetahuan modern tersebut.
Karena alam semesta –yang dipelajari melalui ilmu pengetahuan–, dan
ayat-ayat suci Tuhan (Al-Quran) dan Sunnah Rasulullah saw — yang
dipelajari melalui agama– , adalah sama-sama ayat-ayat (tanda-tanda dan
perwujudan/tajaliyat) Allah swt, maka tidak mungkin satu sama lain
saling bertentangan dan bertolak belakang, karena keduanya berasal dari
satu Sumber yang Sama, Allah Yang Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh
Alam Semesta.
D. Urgensi Teknologi Komunikasi dan Teknologi Informasi Dalam Dunia
Pendidikan.
Dampak dari kemajuan teknologi komunikasi dan teknologi informasi,
dapat dirasakan pula terhadap segi pendidikan Islam. Yang notabene
merupakan dasar sistem untuk kelanjutan generasi penerus umat Islam
didunia. Adanya tuntutan modernisasi pendidikan yang menjadi ciri zaman
sekarang memiliki dimensi dan kekuatan yang amat kuat dan dahsyat.
Terjadinya evolusi semacam ini memang dilatarbelakangi berbagai alasan,
dari perkembangan ekonomi, kemajuan teknologi, kebudayaan, sistem
politik, dan teknologi komunikasi.
Dampak sosial dari kemajuan teknologi komunikasi tentu memiliki
dampak yang positif yang bisa digunakan atau dimanfaatkan untuk tujuan
pendidikan. menurut Marwah Daud Ibrahim memandang potensi perubahan
sosial yang mendasar yang terjadi dalam masyarakat sebagai akibat dari
kemajuan teknologi dan komunikasi. Pertama, dengan kemajuan teknologi
komunikasi kemungkinan orang bisa terbuka dan menerima perubahan yang
baik. Kedua, dengan kemajuan teknologi komunikasi diharapkan menumbuhkan
semangat ukuwah Islamiyah dan solidaritas sosial semakin meningkat.
Ketiga, dengan kemajuan teknologi komunikasi diharapkan setiap individu
memiliki SDM yang berkualitas.
Dampak globalisasi sebagai akibat dari kemajuan bidang informasi
sebagaimana tersebut diatas terhadap dunia pendidikan. Berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi, seperti perkembangan teknologi komunikasi dan
unsur budaya lainnya aka mudah dipengaruhi oleh masyarakat.
Ketika berhadapan dengan ide-ide modernisasi dan polarisasi ideologi
dunia, terutama didorong oleh kemajuan teknologi modern, pendidikan
Islam tidak terlepas dari tantangan yang menuntut jawaban segera. Secara
garis besar tantangan–tantangan tesebut meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Terdapatnya kecendrungan perubahan sistem nilai untuk meninggalkan
sistem nilai yang telah ada (agama). Standar kehidupan dilaksanakan
oleh kekuatan ynag berpijak pada materialisme dan sekulerisme.
2. Adanya dimensi besar dari kehidupan masyarakat modern yang berupa
pemusatan pengetahuan teoritis.
Bertolak dari kenyataan tersebut dalam konteks perubahan sosial ini
pendidikan Islam mempunyai misi ganda yaitu:
1. Mempersiapkan manusia muslim untuk menghadapi perubahan yang
sedang dan akan terjadi, mengendalikan dan memanfaatkan perubahan
tersebut, mepersiapakan kerangka fikiran yang komprehensif dan dinamis
bagi terselenggaranya proses perubahan yang berada diatas nilai-nilai
Islam.
2. Memberikan solusi terhadap akses negatif kehidupan modern yang
berupa depersonalisas, frustasi, dan keterasingan umat dari dunia
modern.
Kedua misi diatas mengisyaratkan tugas berat yang harus dihadapi
pendidikan Islam dalam rangka menuju perubahan umat Islam yang lebih
baik, dan diperlukan kerangka pandang yang komprehensif dan relevan
dalam dalam mengantisipasi tiap perubahan sosial sebagai kemajuam
teknologi komunikasi dan teknologi informasi.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Manusia adalah makhluk yang unik. Ia tahu bahwa ia tahu dan ia tahu
bahwa ia tidak tahu. Ia mengenal dunia sekelilingnya dan lebih dari itu
ia mengenal dirinya sendiri. Manusia memiliki akal budi, rasa, karsa,
dan daya cipta yang digunakan untuk memahami eksistensinya, dari mana
sesungguhnya ia berasal, dimana berada dan akan kemana perginya.
Pertanyaan-pertanyaan selalu muncul, akan tetapi pertanyaan itu belum
pernah berhasil dijawab secara tuntas. Manusia tetap saja diliputi
ketidaktahuan. Demikianlah sesungguhnya manusia, siapa saja, eksis dalam
suasana yang diliputi dengan pertanyaan–pertanyaan. Manusia eksis di
dalam dan pada dunia filsafat dan filsafat hidup subur di dalam
aktualisasi manusia.
Berdasarkan rasa, karsa dan daya cipta yang dimilikinya manusia
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) termasuk didalamnya
adalah teknologi komunikasi dan teknologi informasi. Namun,
perkembangan teknologi yang luar biasa menyebabkan manusia “lupa diri”.
Manusia menjadi individual, egoistik dan eksploitatif, baik terhadap
diri sendiri, sesamanya, masyarakatnya, alam lingkungannya, bahkan
terhadap Tuhan Sang Penciptanya sendiri. Karena itulah filsafat ilmu
pengetahuan dihadirkan ditengah-tengah keaneka ragaman IPTEK untuk
meluruskan jalan dan menepatkan fungsinya bagi hidup dan kehidupan
manusia di dunia ini.
Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan
dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi
kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya. Allah telah
mengaruniakan anugerah kenikmatan kepada manusia yang bersifat saling
melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan sains teknologi.
Agama dan Ilmu pengetahuan-teknologi merupakan dua sisi yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu
memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan
ide-ide. Adapun teknologi adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang
dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat
mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi. Namun, terlepas dari
semua itu, perkembangan teknologi tidak boleh melepaskan diri dari
nilai-nilai agama Islam. Sebagaimana adigum yang dibangun oleh Fisikawan
besar, Albert Einstin yang menyatakan: “Agama tanpa ilmu akan pincang,
sedangkan ilmu tanpa agama akan Buta”.
Untuk menghindari efek atau dampak dari perkembangan teknologi
komunikasi dan teknologi informasi, sebagai umat Islam yang bijak dan
taat pada aturan ajaran agamanya, hendaknya berawal dari diri sendiri
dalam menyikapi terpaan perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi
informasi. Pergunakanlah manfaat yang postifnya apabila dampak dari
perkembangan teknologi komunikasi dan teknologi informasi itu bisa
bermanfaat dalam kehidupan umat Islam. Dan Jauhilah atau buanglah
manfaat negatifnya apabila dampak dari perkembangan teknologi komunikasi
dan teknologi informasi itu cenderung bersifat menjerumuskan kedalam
kebathilan. Dikarenakan agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, juga tidak anti terhadap barang-barang
produk teknologi baik di zaman lampau di masa sekarang, maupun di
waktu-waktu yg kan datang. Demikian pula dengan ajaran Islam, yang
tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur
dan lurus, serta analisa-analisa yang teliti dan obyekitf. Dalam
pandangan Islam menurut hukum asalnya segala sesuatu itu adalah mubah
termasuk segala apa yang disajikan oleh berbagai peradaban baik yang
lama ataupun yang baru. Semua itu sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak
ada yg hukumnya haram, kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas
dan pasti mengherankannya.
Daftar Pustaka
• Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
• Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta: 1998.
• Effendy, Onong Uchana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung: 2005.
• Drs. Akmal Hawi. Kapita Selekta Pendidikan Islam. IAIN Raden Fatah
Press.
• Drs. Hasbullah. Kapita Selekta Pendidikan Islam. 1996 PT Raja
Grafindo Persada: jakarta.
• Amir, Mafri. Etika Komunikasi Massa dalam Pandangan Islam. Jakarta:
Logos, 1999.
• Arifin, Anwar. Ilmu Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 1995.